Selasa, 13 November 2012
Kebudayaan Korea (Part Festival Korea)
1. Festival Seollal
Seollal atau yang lebih dikenal dengan Tahun Baru Korea merupakan hari raya rakyat Korea yang terbesar dan terpenting.
Seollal dirayakan secara meriah sehingga hari libur berlangsung selama 3 hari karena dianggap lebih penting daripada hari tahun baru kalender Gregorian. Walaupun tidak terlalu populer, istilah Seollal juga berarti Yang-nyeok Seollal (양력설날, tahun baru kalender Gregorian) atau Shinjeong (신정).
Seollal jatuh pada tanggal yang sama dengan Tahun Baru Imlek, kecuali ketika bulan baru muncul antara jam 15:00 UTC (tengah malam waktu Korea) dan 16:00 UTC (tengah malam waktu Cina). Dalam kasus ini (rata-rata terjadi 24 tahun sekali), bulan baru akan muncul "keesokan harinya" di Korea dibanding di Cina, dan Seollal akan dirayakan sehari setelah Imlek di Cina.
Di pagi hari saat Seollal berlangsung, seluruh anggota keluarga, orang tua, pemuda-pemudi, pria dan wanita setelah mandi di pagi hari, mereka akan mengenakan baju baru untuk menyambut tahun baru. Tradisi ini dinamakan seolbim. Setelah itu mereka akan melakukan jeongjo charye (memberi salam kepada leluhur). Kemudian, mereka mengunjungi dan memberi salam tahun baru (sebae) kepada kakek-nenek, orang tua, saudara yang lebih tua dan tetangga. Anak-anak mengucapkan salam tahun baru sambil membungkukkan badan "saehae bok manhi badeuseyo" (새해 복 많이 받으세요) yang artinya semoga mendapat banyak keberuntungan tahun baru.Orang tua menerima kunjungan dan salam dari anak-cucu serta saudara-saudara yang lebih muda. Sementara itu, setelah memberi salam tahun baru kepada orang tua dan kakek-nenek, para pemuda baru boleh bertemu dan berkumpul. Sudah menjadi tradisi pada tahun baru, para tamu dihibur dan disajikan makanan. Untuk orang dewasa biasa disajikan minuman keras, dan anak-anak diberi orang tuanya angpao (sebaetdon), kue dan buah-buahan. Orang yang sedang dalam masa berkabung selama satu atau dua tahun tidak melakukan kunjungan pada saat tahun baru, melainkan hanya menerima kunjungan saja.
Pada saat Seollal, orang-orang berbicara dan mengungkapkan harapan dan hal-hal yang baik-baik, seperti mengharapkan kesehatan dan cita-cita. Ini dinamakan deokdam (ungkapan harapan yang baik).
2. Festival Jeongwol Daeboreum
jeongwol berarti "bulan pertama", dae berarti "besar", sedangkan boreum berarti "bulan purnama". Jadi Jeongwol Daeboreum adalah perayaan bulan purnama pertama setelah tahun baru kalender lunar. Sama halnya dengan Festival Lampion, perayaan ini jatuh pada hari ke-15 bulan pertama kalender Tionghoa.Perayaan ini dimaksudkan untuk menghalau nasib buruk dan arwah jahat. Hidangan yang dimakan dalam perayaan Daeboreum yaitu ogokbap berupa nasi dari 5 jenis palawija (beras, millet, sorgum, kacang, dan kacang azuki). Ogokbap juga dibagi-bagikan kepada tetangga karena memakannya bersama tiga keluarga lain bisa membawa keberuntungan sepanjang tahun. Setelah makan pagi dengan ogokbap, orang melakukan tradisi bureom, yakni memecahkan k ulit berbagai jenis kacang, seperti kacang kulit, kastanya, dan kacang pinus. Tradisi memakan kacang berkulit keras dimaksudkan untuk menghalau berbagai penyakit kulit (buseureum), membuat gigi kuat, dan sehat sepanjang tahun. Hantu dan arwah jahat kabarnya takut dengan suara keras kulit kacang yang pecah
Ada juga Kegiatan di alam terbuka berupa tradisi mendaki gunung untuk melihat bulan purnama yang disebut dalmaji . Orang yang pertama kali melihat bulan purnama dipercaya akan mendapat keberuntungan setahun penuh. Di pedesaan, anak-anak melakukan permainan yang disebut jwibulnori. Serpihan kayu kering dimasukkan ke dalam kaleng kecil yang diberi kawat panjang. Api dinyalakan dan kaleng diputar-putar oleh pembawanya. Api yang berjatuhan membakar sawah dan ladang dipercaya bisa mengusir tikus dan hama tanaman.
3. Festival Dano
Dano adalah salah satu festival besar yang jatuh pada hari ke-5 bulan ke-5 kalender Imlek di Korea.
Festival ini juga dinamakan suri/surin-nal ("hari ke-5"). Angka 5 menurut kepercayaan tradisional Korea merupakan angka yang bersifat positif, baik dan maskulin sehingga dipercaya bahwa pada tanggal 5 bulan ke-5, sifat-sifat tersebut terkumpul paling banyak. Selain itu, dipercaya pula bahwa pada hari tersebut, aktivitas angkasa mencapai puncaknya, sehingga disebut juga cheonjung-jeol ("festival di tengah-tengah surga").
Hal yang dilakukan oleh warga Korea pada hari ini pertama-tama adalah bangun pagi-pagi dan mandi.Tradisi mandi pada hari Dano dinamakan changpo- tang dimana mereka mencuci rambut dan wajah dengan air rebusan daun jeringau. Hal ini dipercaya dapat mengusir arwah jahat dan kesialan. Setelah itu mereka akan berpakaian yang bagus (dano-bim) dan melaksanakan upacara penghormatan bagi arwah leluhur di altar rumah.Kemudian, seluruh keluarga menikmati makanan sesajen dan bersenang-senang sepanjang hari.
Banyak tradisi Dano yang diselenggarakan di Korea sekarang diwariskan dari periode Dinasti Joseon, namun beberapa telah punah.Sampai akhir periode dinasti ini, para menteri di kabinet kerajaan membuat kipas dan menghadiahkannya untuk raja. Raja lalu membagi-bagikan semua kipas kepada para pejabat dan bawahannya di istana. Kipas-kipas tersebut dinamakan dano buchae (kipas dano)
Di rumah-rumah rakyat, masing-masing keluarga menulis beberapa tulisan dengan tinta merah dan menempelkannya di papan nama gerbang masuk untuk mengusir arwah jahat. Tulisan ini dinamakan Dano bujeok atau tangkal Dano. Sama seperti di rumah warga, di gerbang istana pun ditempelkan tangkal Dano dengan tinta merah yang berbunyi "di hari ke-5 bulan ke-5, Chi You yang berkepala besi, berdahi besi, mulut merah dan lidah merah akan membasmi 404 jenis penyakit, lalu berkah surga dan keberuntungan duniawi akan dilimpahkan sesegera mungkin. Ini adalah peraturan yang harus ditegakkan tanpa terlambat ataupun gagal
4. Festival Chuseok
Chuseok atau ditulis sebagai Chusok (Hari bulan purnama) adalah hari libur resmi di Korea yang dirayakan secara besar-besaran pada bulan ke-8, hari ke-15 kalender lunar. Perayaan ini berupa pesta makan untuk mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen, sehingga juga disebut juga sebagai Hari Panen, Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi ("han" = "raya", "gawi" = "tengah", "hari besar di tengah-tengah musim gugur".
Sekarang, perayaan Chuseok merupakan kesempatan orang Korea untuk pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi altar leluhur. Di pagi hari, orang Korea melakukan penghormatan terhadap arwah leluhur dalam bentuk ziarah ke makam untuk merapikan tanaman dan tanah sekitar makam. Arwah leluhur juga disuguhi makanan, buah-buahan dan minuman. Hasil panen tahun itu juga ikut dipersembahkan kepada arwah leluhur. Perayaan Chuseok juga merupakan kesempatan untuk berterima kasih kepada arwah leluhur. Makanan istimewa liburan Chuseok adalah kue Songpyeon (송편) dari tepung beras diisi kacang atau wijen. Malam sebelum Chuseok, semua anggota keluarga akan duduk bersama membuat songpyeon sambil melihat bulan. Khususnya, bujangan dan perawan mencoba membuat songpyeon yang sebagus mungkin karena percaya dengan begitu mereka akan mendapatkan pasangan yang cantik atau tampan. Pada hari Chuseok, orang-orang akan saling berbagai makanan dan minuman keras, dan bermain permainan tradisional. Di samping songpyeon, berbagai hasil kebun dan pertanian yang baru dipanen memenuhi meja makan, antara lain wijen, kedelai, kacang merah, chestnut, dan kurma cina. Permainan dan kesenian tradisional diadakan beramai-ramai dan meriah, seperti sonori (permainan sapi), geobuknori (permainan kura-kura), ganggangsullae (tarian melingkar) dan ssireum (bergulat)
Source : Semua Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar